The webinar “Building a Fisheries Business Startup from a University” presented the CEO of MINAPOLI, Rully Setya Purnama, Prof. Dr. Yushinta Fujaya, a fishery lecturer at Hasanuddin University (UNHAS), the head of the Tilapia Cultivation Entrepreneurial Scientific Research Team and Dr. M. Iqbal Jawad, UNHAS fishery lecturer and chairman of the Indonesian Aquaculture Society (MAI) of South Sulawesi who was elected recently by acclamation. Guided by Dr. Nita Rukminasari, the activity was lively in the cold weather due to the rain pouring down South Sulawesi. The webinar activity on the afternoon of January 20, 2022, was attended by more than a hundred participants, both online and offline in the courtroom of the Faculty of Marine and Fisheries Sciences, UNHAS.

With the spirit of self-improvement to make the campus a creator of reliable Human Resources (HR) who will contribute to the progress of the nation and state through technological entrepreneur activities, the Head of the Fisheries Department of FIKP (Dr. Fahrul, S.Pi., M.Si) initiated and organized this event well.

Startups have become a necessity for this country to boost and advance the nation’s economy through the young generation who are competent to manage abundant Natural Resources. Startups are different from MSMEs even though they both carry out business activities, explained Mr. Rully in response to the participants’ questions. The main difference lies in the vision and mission. Startup formation is based on efforts to solve global problems, while MSMEs usually have a much simple business background.

Still according to Mr. Rully, who also serves as Deputy Secretary-General of MAI, there are several conditions of Fisheries and Marine Human Resources that are obstacles to entering the world of successful startups/entrepreneurs, namely: 1) Mastery of soft skills is still limited, 2) Lack of passion for working in the field of fisheries and marine, 3) Not ready to be an entrepreneur, 4) Not liking to work in the field, 5) Competence is not aligned with the needs in the industry, and 6) Limited business/information network.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Webinar “Membangun Startup Bisnis Perikanan dari Universitas” menghadirkan CEO MINAPOLI, Rully Setya Purnama, Prof. Dr. Yushinta Fujaya dosen perikanan Universitas Hasanuddin (UNHAS) sekaligus ketua Tim Riset Keilmuan Wirausaha Budidaya Ikan Nila dan Dr. M .Iqbal Jawad, dosen perikanan UNHAS sekaligus ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) Korda Sulawesi Selatan yang baru baru ini terpilih secara aklamasi.  Dengan dipandu oleh Dr. Nita Rukminasari, kegiatan berlangsung semarak ditengah dinginnya cuaca akibat hujan yang terus mengguyur Sulawesi Selatan.  Kegiatan webinar pada sore hari di tanggal 20 Januari 2022  dihadiri lebih dari seratus peserta, baik yang hadir secara daring maupun luring di ruang sidang Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan UNHAS.

Dengan semangat berbenah diri untuk menjadikan kampus sebagai pencetak Sumber Daya Manusia (SDM) handal yang akan berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara melalui kegiatan wirausaha yang berteknologi, Ketua Jurusan Perikanan FIKP (Dr. Fahrul, S.Pi., M.Si) menggagas dan menggelar acara ini dengan apik.

Startup sudah menjadi kebutuhan negri ini untuk mendongkrak dan memajukan perekonomian bangsa melalui keterlibatan generasi muda yang kompeten untuk mengelola Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah.  Startup berbeda dengan UMKM meskipun keduanya melakukan kegiatan usaha, demikian penjelasan Pak Rully menanggapi pertanyaan peserta.  Perbedaan utama terletak pada visi dan misi.  Pembentukan Startup berdasar pada upaya pemecahan masalah global, sedangkan UMKM biasanya memiliki latar belakang berusaha yang lebih sederhana.

Masih menurut Pak Rully, yang juga menjabat Wakil Sekretaris Jenderal MAI ini, ada beberapa kondisi SDM Perikanan dan Kelautan yang menjadi kendala untuk masuk ke dunia startup/wirausaha yang sukses, yaitu:  1) Penguasaan soft skills masih terbatas, 2) Kurang punya passion untuk bekerja dibidang perikanan dan kelautan, 3) Belum siap menjadi wirausahawan, 4) Kurang suka bekerja dilapangan, 5) Kompetensi kurang selaras dengan kebutuhan di Industri, dan 6) Jaringan bisnis/informasi yang terbatas.

Ternyata banyak PR bagi perguruan tinggi yang memiliki prodi kelautan dan perikanan bila ingin alumninya terjun ke wirausaha dan sukses.  Semangaat …..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *