Workshop of Business Plan and the Preparation of the Business Model Canvas for Aquaculture students of the Faculty of Marine and Fisheries Sciences (FIKP) who are members of the Tilapia Cultivation Entrepreneurship Research Team were warm, intimate, fun, and inspiring, that was the impression of all the participants present. During the three days of the workshop (18-20 January 2022), taking place in the FIKP Senate Room, not a single participant was absent, even though the activities started from 9.00 am to 5.00 pm every day in the middle of quite heavy rain. Why not, the accompanying coach is a practitioner who has a high reputation, Rully Setya Purnama (CEO of MINAPOLI) is very good at building enthusiasm and curiosity from the participants.

This workshop is one of the briefing materials before practicing entrepreneurship for four months at the Mallomo Sejahtera Fish Cultivator Group in Soppeng Regency. Previously, a Virtual Workshop was held, which brought together experts in their fields such as Prof. Dr. Estu Nugroho from the Fisheries Research Center of KKP RI who provided material on biofloc technology in tilapia cultivation, Prof. Dr. Esti Handayani Hardi from Mulawarman University who provided material on the management and treatment of tilapia diseases using herbs, and Prof. Dr. Yushinta Fujaya who gave material on the use of herbal biotechnology in tilapia cultivation to increase productivity. Nine students were selected in this activity and closely monitored by the Research Team chaired by Prof. Dr. Ir. Yushinta Fujaya and fully supported by team members Dr. Nita Rukminasari, Dr. Letty Fudjaja, and Ivo Asphama, S.Pi., M.Si.

This activity is an effort from the Ministry of Education and Culture through the University to prepare Human Resources (HR) who will have the competence to enter the business world. It is undeniable that college alumni are less interested in getting involved in the business world as entrepreneurs. They are more inclined to want to become civil servants, become lecturers, or become researchers. Entrepreneurship is the last resort when they can’t breakthrough. In fact, the space for ASN is very narrow, while the space for entrepreneurs is broad to explore.

Ironically, Indonesia’s current entrepreneurial ratio is still low compared to other countries, which is around 3.47% of the population (Ministry of Cooperatives and MSMEs, 2021). Even lost to neighboring countries such as Malaysia, Singapore, and Thailand. In fact, the total population and the potential for business development in Indonesia are very high. The entrepreneurial ratio of Malaysia, Singapore, and Thailand is above 4 percent, while the average entrepreneur ratio in developed countries is 12 percent.

As a maritime country, the potential for fisheries in Indonesia to be managed is very high. To go after countries that have already developed, Indonesia must be able to master the business in the marine and fisheries sector. Both macro and micro, industrial sectors, logistics, and maritime. It is where the role of universities is to prepare reliable human resources who master marine and fisheries science and are ready to enter the business world.

bdp3 bdp4

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kegiatan Workshop Bisnis Plan dan penyusunan Bisnis Model Kanvas bagi mahasiswa Budidaya Perairan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) yang tergabung dalam Tim Riset Keilmuan Kewirausahaan Budidaya Ikan nila berlangsung hangat, akrab, menyenangkan, dan menginspirasi, begitu kesan dari semua peserta yang hadir.  Selama 3 hari workshop (18 – 20 Januari 2022), bertempat di Ruang Senat FIKP, tak seorangpun peserta yang absen, meski kegiatan dimulai sejak pagi pk 9.00 hingga pk 17.00 setiap hari ditengah hujan yang cukup deras.  Betapa tidak, Coach yang mendampingi adalah praktisi yang memiliki reputasi tinggi, Rully Setya Purnama (CEO MINAPOLI) sangat piawai membangun semangat dan rasa ingin tahu dari para peserta.

Workshop ini adalah salah satu materi pembekalan sebelum mereka melakukan praktek wirausaha selama empat bulan di Kelompok Pembudidaya Ikan Mallomo Sejahtera yang berlokasi di Kabupaten Soppeng.  Sebelumnya telah dilakukan Workshop Virtual yang menghadirkan para pakar dibidangnya seperti Prof. Dr. Estu Nugroho dari Pusat Riset Perikanan KKP RI yang memberikan materi tentang teknologi bioflok dalam budidaya ikan nila, Prof. Dr. Esti Handayani Hardi dari Universitas Mulawarman yang memberikan materi tentang pengelolaan dan pengobatan penyakit ikan nila menggunakan herbal, Prof. Dr. Yushinta Fujaya memberikan materi tentang penggunaan bioteknologi herbal dalam budidaya ikan nila untuk meningkatkan produktivitas.  Ada Sembilan mahasiswa yang terpilih mengikuti kegiatan ini dan dikawal ketat oleh Tim Peneliti yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Yushinta Fujaya dan didukung penuh oleh anggota tim Dr. Nita Rukminasari, Dr. Letty Fudjaja, dan Ivo Asphama, S.Pi., M.Si.

Kegiatan ini, merupakan upaya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Universitas untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kelak memiliki kompetensi untuk masuk ke dunia usaha.  Tidak dapat dipungkiri bahwa alumni perguruan tinggi kurang tertarik masuk kedunia usaha sebagai pengusaha.  Mereka lebih condong ingin menjadi pegawai negri, menjadi dosen, atau menjadi peneliti.  Wirausaha adalah pilihan terakhir ketika semua itu tidak dapat mereka tembus.  Padahal, Ruang untuk ASN sangat sempit sedangkan ruang untuk wirausaha sangat luas untuk dijelajahi.

Sangat ironis memang, bahwa rasio kewirausahaan Indonesia saat ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia yaitu sekitar 3,47% dari populasi (Kementerian koperasi dan umkm, 2021).  Bahkan kalah dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.  Padahal jumlah penduduk dan potensi pengembangan usaha di Indonesia sangat besar.  Rasio Wirausaha Malaysia, Singapura dan Thailand berada di atas angka 4 persen sedangkan Rata-Rata Rasio Wirausaha di Negara Maju 12 Persen.

Sebagai negara maritim, potensi perikanan di Indonesia untuk dikelola sangatlah besar.  Untuk berlari cepat menyusul negara-negara yang sudah lebih dulu maju, Indonesia harus mampu menguasai bisnis dalam sektor kelautan dan perikanan.  Baik secara makro maupun mikro, sektor-sektor industrinya, logistiknya, dan maritimnya.  Disinilah peran perguruan tinggi untuk menyiapkan SDM yang handal yang menguasai ilmu kelautan dan perikanan dan siap masuk ke dunia usaha.

bdp4 bdp3

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *